Minggu, 08 Desember 2013

karbu sudco,pe,pwk,tm dan pj perbedaannya

ManiakMotor - Keihin dan Mikuni adalah karburator yang familiar di Indonesia. Karena pabrikan Jepang yang motornya merajai Indonesia itu menggunakannya.  Onderdilnya pun mudah didapat karena berhubungan dengan purna jual. Maka versi yang lebih besar dan kinerjanya lebih bagus dari  standar pabrik, lebih diterima di sini.  Telinga pung akrab dengan karbu Sudco, TM, VM, PE, PWK dan PJ.
Maniak speed selalu menyebut Sudco. Sebab ini karbu paling mahal, karena kinrjanya telah disuntik  jadi kempetisi. Kata nenek, duit tidak bohong.  “Sudco adalah rumah tuning  mesin di Amerika. Mereka yang menyempurnakan kinerja Keihin dan Mikuni,” jelas Cepi Suyanto, mekanik STW dari Cargloss AHRS Racing.  Maksudnya mekanik setengah tua bro.
Contoh Keihin, sebenarnya serinya banyak seperti CR, FCR, PWM,  PE, PWK dan PJ berbegai diameter yang telah lewat Sudco maupun dijual standar. Versi Sudco yang kelihatan dengan kasat mata sih, kulit jeruk terhadap lubang-lubang pengabut yang telah dihaluskan. Maka itu, harganya beda.
Yang populer di Indonesia adalah PE, PWK dan PJ. Walau telah dikorek Sudco atau pun standarnya punya karakter bawaan. Yang pasti ketiga series ini mudah dan sederhana diaplikasi. Itu dibanding CR dan FCR yang 'ribet'.
PE misalnya lebih disukai mekanik STW macam Cepi. Alasannya?  PE itu simpel disetting,  kit-nya banyak dijual. Di toko sebelah juga ada.  "Cara kerja karburator ini seperti umunya motor standar. Skepnya bulat yang didukung moncong vernturi  berhadapan dengan  jarum skep yang landai. Apalagi bila PE Sudco, makin jadi tuh,” kata Cepi yang rambutnya kian putih.
Sedang PJ didukung katup (di sini lebih dikenal skep)  yang   oval.  Oval punya kelebihan pada lintasan kabut yang lebih cepat dibanding bulat. Kan skepnya tipis.  Jarak lintas ke manifold atau saluran masuk lebih dekat. Bahan akan bakar cepat nyampe. Itu bedanya dengan PE. Tetapi soal suka tergantung,” dukung Bowo Samsonet, joki drag bike yang juga paham menyetting karbu. Aslinya seri PJ banyak digunakan di garuk tanah alias di special engine bersama FCR. Belakangan lebih banyak digunakan di drag bike.
Seri PWK mempunyaci ciri khas skep semi flat dengan lapisan krom. Skep tersebut berlubang persis di jarum skepnya. Itu air strikers, gunanya untuk mengarahkan udara langsung ke nosel. Rpm lebih respon, karena udara dan bahan bakar sudah bercampur duluan.  Tinggal pintar-pintar brosist menyetring. Ngomong-ngomong sister-nya ada yang jadi mekanik, tidak? Kok sebut brosist??? “Tim besar selalu  siap semua tipe. Sebab, ada kalanya mesin kurang galak menggunakan PE, begitu diganti PWK malah menjadi-jadi dan begitu sebaliknya,” tambah Cepi dari markas AHRS di kawasan Haji Tole, Depok, Jabar.
Sementa sebutan Mikuni Kotak lebih  familiar lagi di road race, drag bike dan grasstrack. Ya, rata-rata hanya menyebut Mikuni kotak.  Seri TM paling banyak beredar di Indonesia. Padahal Mikuni sendiri mengeluarkan HS, RS, TM dan VM. Seperti Keihin, Mikuni kotak pun banyak yang sudah direvisi Sudco. Pokoknya keduanya dijual. Versi asli Mikuni dan Sudco, tapi jangan beli yang palsunya, settingannya nggak bakal ketemu. Harga yang aspal ini lebih murah separuh dari aslinya.
Kelebihan dari Mikuni Kotak terdapat banyak pilihan nosel (jet needle) dan jarum skepnya (needle jet).  Keduanya ada 26 ukuran dan  tinggal dikombinasi.  Semakin tinggi angka yang terdapat pada nosel, bensin makin deras.  Semakin besar jarum skep,  bensin justru semakin miskin. Maka itu yang disebut mencari kombinasi itu tang disebut mencari settingan karburator,” pungkas Cepi yang masih bertubuh subur itu.
Lacak terus sampai kencang. adit
TIPS LAINNYA:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar