Adie dari Teluk Jambe Motor, Karawang mengingatkan, ubahan ini tidak sama dengan motor MP7. “Ada beberapa komponen yang masih aslinya dengan pertimbangan biaya dan kenyamanan,” jelas Adie yang sehari-hari membuka bengkel harian tapi rajin ikut balap di kelas ini.
Dana tadi tersedot menambah kapasitas ruang bakar. Tidak main stroke-up, cukup bore-up alias tambah besar diameter piston. Yamaha Mio pakai piston 53 mm dan Honda Beat pakai 54 mm. Silakan pilih produk aftermarket. Bisa juga subtitusi pakai bawaan motor lain, Beat boleh tukar Honda Karisma. Urusan ganti piston ini maksimum dana terpakai Rp 450 ribu. Cari piston model begini, di toko part racing banyak.
Sebab yang memakannya gerinda dan alat pencetak kem. Kalau mau coba-coba sendiri silakan baca ini; Korek Kem Standar Semua Motor Harian. You
tahu sendiri, kem yang mengatur sirkulasi keluar masuk bahan bakar.
Tapi sekadar durasi untuk harian ya. Malah dianjurkan Adie, itu kem tak
perlu dikorek, nggak masalah.
Nah dananya silakan dialihkan mengganti CDI racing harian yang paling mahal Rp 450 ribu. Seperti yang pernah diulas pilihannya jangan yang programmable. Tipe malah bikin ente pusing, nggak ada gunanya buat sampeyan, eh untuk harian. "Penggantian CDI menunjang pada kenaikan power, tenaga yang dihasilkan lebih besar," kata Adie.
Pengabutan bahan bakar alias karburator tidak perlu diganti, cukup menyesuaikan ukuran pilot-jet dan main-jet
yang sudah berulang kali ditulis cara settingnya. Bila yang injeksi
cukup ganti Piggy Back, tapi untuk matik saat ini masih jarang. Apalagi setelah kenalpot
diganti
yang tipe racingnya sangat banyak di pasaran. Tidak digantipun bisa saja, tapi kurang maksimal efek bore-up dan CDI tadi, walaupun tetap mengandalkan karburator asli, Adie meyakini lonjakan tenaga lebih dari 35 persen.
Cerita kenalpot aftermarket, saat ini malah ada juga yang tipe silent alias suara lembutk husus untuk matik bore-up. "Pembedanya ada pada ukuran diameter dan desain leher knalpot termasuk mufflernya, cepat melepas gas buang namun tidak berisik. Harga cuma Rp 350," kata Aung, pramuniaga dari AHRS Racing Produk di Depok, Jawa Barat.
Modifikasi di perangkat transmisi juga harus pada puli dan kawan-kawan continous Variable Transmision (CVT). Namun tidak perlu modif ekstrem. Cukup
bermain pada berat roller yang di motor non matik sama seperti
kombinasi final gir. "Semakin enteng rolernya, putaran bawah yang meningkat. Sebaliknya begitu. Kalau ada dana lebih, bisa pula mengganti per koplingnya dengan yang lebih keras yang tarikannya spontan,"
tukas Adie, pegas kopling ini satuannya rpm, tersedia mulai dari 1.000
rpm sampai 2.000 rpm yang berarti makin keras. Belt alias sabuk CVT tak
perlu diganti alias cukup andalkan aslinya.
Paparan
ini masih masuk kategori nyaman digunakan di jalan raya, tentu jangan
samakan dengan matik yang dipakai balap benaran bro. Malah beberapa pembalap, matik 130 cc yang dibalapkan juga dipakai wakuncar. Matik balap benaran bodinya beberapa disesuaikan, lampu juga dihilangkan. Hanya itu bedanya untuk kelas 130 cc di balap dan harian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar